Letter !!!




"Carilah kemanapun dan temukan bahwa tidak ada yang mencintaimu setabah aku". - Jaydewar


Tiba-tiba dalam sebuah perjalanan aku mengingat kembali , apa saja hal yang selama ini aku lalui.
Hal-hal yang indah yang bisa aku ingat sampai sekarang. Kadang hal yang dulu menakutkan, tidak masuk akal, melakukan hal yang bodoh, menjadi orang yang nekat tanpa tahu akan dampak setelahnya.
Tapi ketika kuingat lagi sekarang betapa manisnya aku bisa mengingat itu semua.
Dari dulu aku selalu percaya akan cinta pada pandangan pertama, aku percaya akan adanya kisah-kisah Tuan Putri yang menemukan Pangeran impiannya. Hal-hal romantis seperti itu, dalam beberapa hal aku selalu membayangkannya, hal-hal seperti itu juga terjadi dalam hidupku.
Hal-hal yang orang lain pernah merasakannya juga, akupun ingin merasakannya. Tapi, yang aku lalui hanyalah aku yang berusaha sendiri, berjuang sendiri untuk merasakan hal seperti itu.

Aku akan bercerita sedikit tentang diriku dulu, hal apa saja yang telah aku alami dulu yang kalau kuingat-ingat kembali sekarang, aku tak ingin melakukannya kalau saja aku bisa kembali kemasa itu. Untuk ukuran sekolahan jika ingin menjadi orang yang terkenal oleh semua orang cukup hanya memiliki dua hal yang penting ini : yang pertama dari prestasi, dan yang kedua memiliki paras yang cantik/tampannya seseorang. Ini akan menjadi orang yang populer.  Tapi aku tidak keduanya.

Aku pernah  menyukai seseorang kala itu, dalam setiap hari aku selalu berkhayal akan seperti apa rasanya jika aku bersama dia dengan status pacaran, setiap malam aku selalu memohon agar didalam tidurku akan ada dia yang selalu menemani malam-malamku. Aku berpura-pura meminjam buku catatannya agar bisa bertemu dengannya, selalu memeluk buku catatanyanya seolah-olah itu dia. Setiap istirahat aku selalu melihat kejendela belakang sekolah agar bisa melihat dia sedang bercengkrama atau nongkrong di bawah pohon beringin dengan teman-temannya atau hanya sekedar lewat sesaat. Hal-hal seperti itu membuatku seperti dalam sebuah cerita yang ditulis seseorang.
Dan sampai sekarangpun aku masih bertanya-tanya "Sebegitu sukakah dulu ?"

Agar aku bisa menulis surat untuknya, untuk pengakuanku yang suka dengannya aku berbohong. Yah, aku berbohong bahwa surat itu bukan aku yang menulisnya, aku hanya sekedar dititipi oleh seorang teman yang menyukainya, itu yang aku katakan ketika memberikan surat itu padanya. Tapi akhirnya aku ketahuan juga, tapi anehnya tak ada sesuatupun yang berubah, seolah-olah surat itu tak pernah ada didunia ini.

Aku menyukainya sebanyak yang aku bisa, semampu yang bisa aku lakukan untuknya. Tapi nyatanya hal-hal seperti itu tak bisa dilakukan sendirian. Meskipun pada akhirnya dia pacaran yang juga masih teman dekatku, tapi aku selalu berusaha agar rasa sukaku padanya tak akan pernah hilang. Meskipun itu menyakitkan aku selalu berdo'a agar rasa itu tak akan pernah berubah. Dan ya, anehnya meskipun dia memiliki kehidupannya sendiri tanpa adanya keterkaitanya denganku, dan akupun begitu tapi seolah-olah aku terperangkap dalam rasa itu.  Seolah-olah suatu saat akan ada masanya untukku untuk merasakan itu, tapi nyatanya tidak.

Aku salah, aku salah, aku salah. Aku salah terlalu penumpahkan semua rasa untuk pertama kalinya kepada seseorang. Aku salah, aku salah untuk sesuatu yang berlebihan yang tak bisa aku kurangi.
Cinta pertama itu bagai kutukan, kalau kamu berhasil sampai akhir, kamu akan menjadi seseorang yang bahagia selamanya. Tapi dari sepersekian dari yang namanya cinta pertama tak akan pernah berhasil. Seolah-olah dia hanya datang untuk sekedar bertegur sapa dengan rasa yang menyakitkan. Hanya untuk kita belajar bagaimana rasanya ikhlas ketika ditinggalkan, bagaimana rasa sakitnya bertahan walaupun tak pernah dicintai. Hal-hal seperti itu, hal-hal yang tak ingin kita alami tapi harus kita lalui untuk pertama kalinya. 

Komentar