Body Shaming



Entah harus darimana dulu untuk memulai cerita yang tak pernah terjadi sebelumnya. ini hanyalah pemikiran yang biasa saja untuk mengomentari sesuatu. Aku hanya bercerita bagaimana awalnya bisa membahas ini.

Awalnya aku tak pernah mengkhawatirkan apapun tentang kondisi tubuhku. Semuanya terasa baik-baik saja, dan akupun tak pernah mengeluh apapun tentang kondisi tubuhku ini. Tapi seiringan berlajanya waktu, akupun tambah dewasa dan memulai hidup di kondisi aku bukan anak remaja lagi yang bisa melakukan apapun yang kumau atau tidak. Jujur saja memang aku orangnya sangat pemalas tapi bukan berarti orang yang jorok juga. Tidak, tidak seperti itu. hanya saja aku sedikit lebih lambat dalam mengamati sesuatu yang sedang tren-trennya.

Yah, aku hanya mengandalakan kealamian yang aku punya, mandi hanya sekedar mandi tak ada aktivtas yang begitu merepotkan menurutku. membersihkan badan,membersihkan gigi, dan membersihkan muka, hanya itu itu saja. dan setiap malampun aku tak melakukan "RITUAL" apun. sekarang banyak sekali ritual, tahap demi tahap untuk memulai tidur dan setelah bangunpun tak terlepas dengan segala ritual yang ada. Tapi tidak denganku. Aku hanya mengandalkan cuci sabun muka yang beberapa bulan ini selalu aku pakai. hanya itu-itu saja.

Dari dulu memang aku selalu dibanding-badingan entah itu dengan keluargaku sendiri atau sekedar anak tetangga, karena mereka kulitnya lebih putih dibandingan kulitku yang gelap ini, kaerna merekan berparas cantik dan aku hanya digolongan anak yang tidak berparas cantik dan lebih parahnya anak yang tidak bisa dandan (make up). Aku merasa baik-baik saja sampai aku kuliah tak ada yang mengomentari badankun dalam kondisi apapun itu. Aku hanya berdandan tipis-tipis saat aku kuliah karena terbawa trend itu sendiri tapi gak pernah pakai cream-cream pemutih yang secepat kilat bikin kulit menjadi putih sampe ke urat-uratnya kelihatan.

Pernah suatu waktu karena akupun ingin menjadi orang yang berpenampilan baik, aku beli paket lengkap wardah tapi malah yanga da mukaku breakout nya lebih pparah dibandingan aku gak pakai apapun. Jadinya agak sedikit trauma untuk melakukan perawatan kulit. Jadi sekarang yang aku andalkan hanyalah pembersih wajah dan sabun cuci muka. Itu saja.

Tapi pada akhirnya aku mengalami arti dari kata "body shaming", dan itu dimulai dari sekarang. Awalnya aku hanya menganggapnya biasa-biasa aja ketika hanya satu orang yang mengometari salah satu tubuhku ini, tapi akhir-akhir ini sering sekali orang-orang melakukanya. Dan itu membuatku aku berpikir "Apa iya badanku buruk?, Apa iya badanku ini pantas untuk dikomentari seperti itu?. Rasa akan kepercayaan diripun mulai menurut seiring berjalanya waktu. Dan aku melakukan apapun yang membuat itu lebih baik. Hari-hari istirhatku berkurang hanya untuk menutupi kekurangan yang ada dalam tubuhku ini. Setiap malam walapun badan sudah lelah dan ingin rasanya merangkak untuk tidur harus terhambat untuk sesuatu yang kulakukan agar orang tak berkometar lagi. Padahal memang fakta ya Aku orang yang berkulit hitam bukan putih,. Mau sekeras apapun aku mencoba aku tidak bisa membuat kulitku putih seketika. Aku hanya sedang berusaha sedikit untuk memperbaiki kekurangan itu, walaupun sedikit aku akan senang untuk tidak ada yang berkomentar lagi tentang badanku ini.

Mungkin utnuk beberapa orang kadang berpikir masalah ini hanyalah masalah sepele, tapi belum tentu ketika menjadi seorang korban. Kadang-kadang hanya karena terlalu sering mendengar kata-kata yang menyakitkan , yang menyinggung mengomentari badan seseorang bukanlah hal yang baik. Karena kitapun  tidak suka begitu.
Tapi sekarang ku hanya bersyukur apa adanya aku sekarang, bukan karena untuk orang lain tapi karena untuk diriku sendiri. Untuk yang telah mengomentaripun aku tidak apa-apa, aku masih baik-baik saja dengan apa adanya aku sekarang dan sampai nanti selamanya aku akan menjadi diriku sendiri seutuhnya

Komentar