A Dream


"Those who don’t have a dream, it’s okay, it’s okay if you don't have a dream. You just have to be happy.”
- Min Yoongi 

Waktu aku masih kecil, aku memiliki banyak mimpi, ingin menjadi ini itu yang tidak ada habisnya. Waktu SD ingin jadi atlet voly profesional karena itu aku masuk tim voly. Setiap waktu terus-terusan berlatih untuk pertandingan entah itu lagi panas atau hujan tak ada henti-hentinya berlatih terus untuk  bertanding dengan sekolah-sekolah lain karena masuk sebagai tim inti. Setelah masuk SMP ingin menjadi seorang sekertaris karena itu selama 3 tahun aku menjadi sekertaris di kelas. Setiap datang dan pulang sekolah selalu buat daftar murid yang masuk kelas dan mencatat tugas yang diberikan sama guru. Setelah masuk SMA aku bermipi lagi untuk jadi seorang penulis karena emang dari jaman SD suka nulis-nulis i buku deary. Aku selalu nyempetin buat beli buku deary, binder motif-motif sama beli surat bermotif. Maka dari kebiasaan aku suka nulis itu aku berfikir untuk bisa jadi seorang penulis. Setiap malam sebelum tidur pasti aku selalu menulis apapun itu di buku entah tentang kebahagiaan atau kesedihaan tak ada yang terlewat sedikitpun . 

Tapi semenjak aku masuk ke dunia perkuliaah, lambat laun mimpi itu memudar. tak ada lagi rasa aku ingin menjadi apa setelah aku terdorong untuk masuk jurusan ekonomi. Awalnya aku akan ambil jurusan sastra indonesia karena ingin mewujudkan mimpi itu, mimpi menjadi seorang penulis. Tapi setelah terdorong masuk jurusan ekonomi rasa mimpi itu hilang. Tak ada lagi sesuatu yang aku inginkan selain menjalani hidupku seperti ini-ini saja. Masuk kuliah belajar, lalu setelahnya pulang. Selama bertahun-tahun seperti itu. Dan sampai sekarangpun aku sudah tak punya mimpi lagi. Entah mimpi yang pernah aku impi-impikan atau mimpi yang barupun sudah tak ada lagi.

Aku hanya menjalani jalan yang sudah ada, aku hanya mencari jejak jalan untuk diriku sendiri.  Tak ada rintangan, tak ada rasa yang berdebar-debar tak ada usaha untuk mewujudkannya lagi mimpi itu. Mungkin dalam hal normal aku bisa bermimpi menjadi menteri keuangan atau perekonomian. Tapi aku sudah tak seperti itu lagi. Tidak ada rasa lagi untuk mewujudkan mimpi itu. Sampai dibatas aku baik-baik saja dengan kehidupanku sekarang aku tak ingin melakukan apapun. Aku hanya seorang gadis yang sedang mencari nafkah untuk keluarganya. Aku hanya seorang pekerja yang tunduk sama atasanya. Tak ada hal yang istimewa yang aku lakukan sekarang ini. Tapi asalkan keluargaku baik-baik saja, aku tak apa-apa tanpa harus bermimpi banyak lagi. Aku baik-baik saja sekarang dengan apa adanya diriku saat ini. 

Tapi mungkin banyak dari segelintir orang, pasti ada aja yang bilang " elu gak mau sukses ya ?, "ko elu gitu-gitu aja hidupnya gak ada tantangannya ?", "berubah dong biar hidup lu juga berubah!". Pada intinya ada beberapa orang untuk mendorong aku kesituasi tersebut, mengejar hal yang lain yang lebih besar, tapi mau gimana lagi hidupku saja sudah semelelahkan ini, aku sudah tak punya tenaga lagi untuk mengejar sesuatu yang besar itu. Aku tak lagi ingin bermimpi, aku tak ingin lagi mengejar sesuatu, aku hanya ingin berlajan sesuai alurnya tanpa terburu-buru, tanpa berlari-lari kesana kemari. Karena sungguh dengan melihatnya pun aku sudah lelah, aku bukan orang yang bisa berambisi besar karena jalannya pun aku sudah tak punya. 

Karena dengan itu aku bahagia sekarang apa adanya aku, aku bangga dengan diriku sendiri sudah bisa melewati semuanya, ketika aku berusia 5 tahun, ke 10 tahun ,ke 15 tahun, dan ke 20 tahun aku sudah melewati semuanya dengan susah payah. dan di umurkun yang sekarang ini, yang kurang lebih 2 tahun lagi aku berusia 25 tahun dan selamanya  mimpiku cuma satu hanya ingin menjadi seorang Pahlawan di keluarga ku sendri. 

Semua orang harus punya mimpi, punya tujuan hidup, harus punya goal sendiri, tapi walapun kamu tak punya itu semua tak apa-apa selama kamu baik-baik saja, selama hari-hari mu menyenangkan, selama kamu bahagia dengan apa yang kamu miliki sekarang 

Komentar